Kamis, 26 Juli 2012

Air Mata Anak Yang Berbakti Pada Orang Tua

Sudah merasa berbakti kah kita terhadap orang tua kita?
Jika ya, mari simak kisah berikut ini


Di salah satu pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran shg membasahi janggutnya...Kenapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya...!

Tentang apakah perseteruannya dg saudaranya ? Tentang tanah kah?? atau warisan yang mereka saling perebutkan ?

Bukan karena itu semua...!

Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sdh tua renta dan bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput,,

Seumur hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya.

Tatkala beliau telah manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya, dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap drpd di desa,,

Namun Hizan menaolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan!! Sidang demi sidang dilalui,, hingga sang hakim pun meminta agar sang ibu dihadirkan di majelis..

Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg!!

Sang Hakim bertanya kpdnya, siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab , sambil menunjuk ke Hizan, "Ini mata kananku!" kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, "Ini mata kiriku!!

Sang Hakim brpikir sejenak kmudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasar kemaslahatan-kemaslahatan bagi si ibu...

Betapa mulia air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!

Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau tlh menginjak usia lanjutnya...

Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu yg diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti ini.

Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnjdi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya..!

Ini adalah pelajaran mahal tentang berbakti,, tatkala durhaka sdh menjadi budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar